Universitas Andalas Kebanggaan Sumbar ...

Sumatera Barat patut berbangga diri mempunyai Universitas Andalas yang merupakan universitas tertua di Pulau Sumatera. Konon kabarnya, Kampus Unand yang terletak di kawasan perbukitan di Limau Manis ini termasuk universitas yang termegah fisik bangunannya. Secara konstektual, Unand juga telah melahirkan ribuan lulusan sejak awal berdirinya hingga sekarang. Tentu para alumni Unand itu telah berkiprah dalam berbagai bidang pembangunan. Maka, secara tidak langsung universitas kebanggan kita ini telah ikut berpartisipasi dalam membangun negeri mencerdaskan bangsa.

Bertepatan pada hari ini, Sabtu 5 Desember, Unand juga melaksanakan Wisuda II Tahun Akademik 2009/2010 yang digelar di Auditorium Unand. Sebanyak 1.502 lulusan yang berasal dari berbagai fakultas seperti fakultas hukum, pertanian, peternakan, sastra, MIPA, ekonomi, kedokteran, teknik, DIII, Politeknik, Fisip, hingga pascasarjana secara resmi akan dilakukan pemindahan jambul toganya. Menamatkan studinya di ‘kampus hijau’ itu dan melanjutkan tanggungjawabnya untuk mendarmabaktikan ilmu yang didapatnya ke tengah-tengah masyarakat.

Ada pula hal yang membanggakan lainnya dari kampus ini. Disebutkan pula bahwa belum diwisuda sudah banyak perusahaan nasional yang ‘melamar’ para intelektual ini. Apalagi kalau sudah diwisuda tentu berbondong-bondong lamaran dari berbagai perusahaan dan instansi yang hendak merekrut lulusan Unand.

Tidak hanya di perusahaan saja, di tubuh pemerintahan pun alumni Unand ikut mengabdikan dirinya. Misalnya saja, pada tahun ini salah seorang lulusan Unand asal Sumbar juga diterima bekerja di Deplu. Dan amsih banyak lulusan lainnya yang bekerja di berbagai sektor pemerintahan, bersama-sama mebangun negeri.

Apa yang bisa kita petik dari hal ini? Tentu kita tidak boleh larut dalam kemegahan sebuah kampus bernama Universitas Andalas, dengan segala klaim keberhasilan yang telah dicapai selama ini. Banyak persoalan, kendala, dan tantangan multilevel yang cukup kompleks pada saat ini yang ‘terpaksa’ harus dihadapi oleh pihak perguruan tinggi, tak terkecuali Unand.

Persoalan bangsa, harus diakui telah menyita banyak waktu yang semestinya dimanfaatkan oleh para mahasiswa untuk belajar di ruang kelas. Begitupun dengan tenaga pengajar dan akademisi. Tidak sedikit pula di antara mereka yang justru memanfaatkan keintelektualannya untuk mencari nama dan mengejar popularitas untuk tujuan politis.

Selain itu, ironis jika ada universitas yang lebih mengurusi dandanan wajah dan tampilan fisik universitas. Pembangunan gedung, pagar, atau kantor justru diprioritaskan tanpa rasa sungkan. Hal mengejutkan adalah ada universitas di negeri ini yang malah repot-repot membangun lahan parkir dua lantai, demi meladeni peningkatan jumlah populasi kendaraan para mahasiswa. Populasi mahasiswa memang besar, tetapi tidak akan pernah menjadi jaminan secara kualitatif.
Tentu, kita tidak menginginkan Universitas Andalas kebanggan kita terjebak dalam hal-hal seperti ini.

Masalah lain yang makin menonjol dan memerlukan penyelesaian segera ialah angka pengangguran di kalangan lulusan universitas yang makin meningkat. Di sisi lain sesungguhnya suatu universitas diharapkan herperan sebagai agen pengubah dan pembaharu (change agent) bagi kemajuan masyarakat yang dilayaninya.

Oleh karena itu, ada baiknya Unand dan juga universitas dan perguruan tinggi lainnya di Sumatera Barat untuk menoleh kembali pada tugas utama universitas, yakni menghasilkan/ mengembangkan, menyebarkan, dan menerapkan ilmu pengetahuan, serta membentuk SDM yg berkualitas, demi kesejahteraan masyarakat. Hal ini sesuai dengan Tridharma Perguruan Tinggi: pendidikan, penelitian, dan pengabdian kepada masyarakat. *

Related Posts