Tulisan Terbaru

Info Ringan

Tutorial Bisnis Internet

Ekonomi Bisnis

Minggu, 06 Desember 2009

Menggapai Impian Menjadi PNS

Minggu, 06 Desember 2009
Kemarin, ribuan peserta tes CPNS di Sumbar secara serentak mengikuti ujian seleksi tulis untuk penerimaan formasi tahun 2009 pada masing-masing pemerintahan kabupaten/kota di Sumbar. Mereka, saling bersaing dengan ribuan pelamar lainnya secara ketat untuk memperoleh jatah yang tersedia menjadi PNS. Hal ini, sekali lagi membuktikan bahwa menjadi PNS masih menjadi impian dan harapan bagi warga di negeri ini.

Kondisi demikian, semakin dipertegas oleh kenyataan bahwa setiap kali penerimaan CPNS dibuka maka puluhan ribuan para pelamar berbondong-bondong memasukkan surat lamaran. Sejumlah persyaratan yang harus dilengkapi di dalam surat lamaran dipenuhi. Dan selalu, setiap musim penerimaan CPNS tiba, hampir dapat dipastikan koran-koran yang memuat pengumuman CPNS menaikkan oplahnya, kantor pos kebanjiran pengunjung yang hendak memasukkan berkas lamaran, dan bahkan para penjual contoh soal ujian menangguk keuntungan yang tidak sedikit.

Meski para pelamar menyadari bahwa peluang untuk lolos sangat kecil melihat banyaknya pelamar, namun hal itu tidak menyurutkan minat mereka untuk tetap memasukkan berkas lamaran.

Tidak jarang kita mendengar mereka berkata, “iseng-iseng, mana tahu nanti lulus.” Para peserta tes yang ribuan itu sudah tahu bahwa peluang diterima sangat kecil. Tapi apa salahnya dicoba? Siapa tahu jadi PNS, birokrat, karir bagus, masa depan cerah. Tak hanya di Sumbar, di provinsi lain di seluruh penjuru Indonesia tes PNS selalu dibanjiri ribuan peserta.

Hal ini, sesungguhnya berbanding terbalik dengan apa yang didengung-dengungkan oleh rektor saat mewisuda lulusan universitasnya, “Jangan cari kerja, namun ciptakanlah lapangan pekerjaan.” Pasti, bagi kita yang pernah menghadiri wisuda, ucapan itu selalu terdengar. Namun kenyataannya, hal itu hanyalah retorika karena PNS memang punya daya tarik yang ‘menggairahkan’.

Demikianlah, menjadi PNS masih menjadi favorit pekerjaan yang sangat diminati oleh para pencari kerja. Hal ini disebabkan oleh sejumlah faktor yang bisa kita telaah satu persatu. Misalnya saja, pada saat pensiun nanti, PNS akan dapat 'tunjangan pensiun.' Hal ini berbeda dengan karyawan swasta yang belum tentu dapat jaminan pensiun, malahan bisa saja kena 'gusur' saat terjadi 'perampingan' perusahaan.

Enaknya lagi menjadi PNS dibanding ‘kerja sama orang,’ perusahaan swasta tidak selalu untung. Terkadang bangkrut, tutup, akibatnya kena PHK massal. Kalau menjadi PNS tentu suatu pekerjaan yang cukup aman. Mana ada negara atau kabupaten bangkrut? Yang ada gaji pokok PNS selalu naik setiap tahun. Belum tunjangan macam-macam.
Selain itu, pemimpin selalu menjanjikan kenaikan gaji PNS. Wakil rakyat di DPR pusat maupun daerah pun selalu mendorong kenaikan gaji. Pangkat/golongan naik otomatis secara berkala, kecuali ada yang melakukan pelanggaran berat.

Meskipuin demikian, menjadi PNS tentu bukanlah pekerjaan yang selamanya enak. Mereka, para PNS adalah abdi negara yang mesti melayani masyarakat banyak. Tentu, tanggung jawabnya sangat besar. Maka, menjadi PNS adalah pilihan namun tentu pilihan tersebut harus bisa dipertanggungjawabkan, tidak hanya kepada publik tapi juga di akhirat kelak. Karena, sebenarnya pekerjaan utamanya seorang PNS adalah mengabdi untuk keperluan masyarakat luas.

Apapun alasannya, tentu kita tidak bisa mencap penggelaran PNS sebagai upaya pemerintah dalam mengatasi pengangguran. Karena, PNS adalah sebuah tugas mulia yang melayani kepentingan publik, sekaligus menjadi leading sector dalam penyelenggaraan pemerintahan di sebuah negara. Oleh karena itu, kita berharap agar dalam penerimaan CPNS kali ini benar-benar murni tanpa ada upaya curang dari pihak-pihak tertentu. Negara ini membutuhkan pegawai yang berkualitas dan itu hanya bisa didapatkan melalui seleksi awal yang jujur.

Dan yang paling penting, harus ada transparansi kepada publik mengenai proses penerimaan CPNS. Kasus yang terjadi di Pessel kemarin di mana ternyata lembaran soal sudah sobek hendaknya dijadikan pelajaran. Meskipun diakui bahwa sobeknya itu karena pemriksaan soal yang rusak dan disaksikan bupati, namun transparansi sejak awal itu sangat diperlukan. *


Related Posts



0 komentar:

Posting Komentar

 
Copyright © Vox Populi Vox Dei | Powered by Blogger | Template by Blog Go Blog